TANGERANGBERKABAR.ID – Merokok adalah kebiasaan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian dini dan berbagai penyakit serius. Bahkan, ada riset menyatakan hampir sembilan dari 10 perokok dewasa yang merokok setiap hari pertama kali mencoba pada usia 18 tahun.

Artinya, masa remaja merupakan periode krusial dimana kebiasaan merokok bisa dimulai dan berlanjut hingga dewasa.

Sehubungan dengan hal itu, setiap tanggal 31 Mei, diperingati sebagai Hari tanpa Tembakau Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penggunaan tembakau, rokok, khususnya di kalangan anak dan remaja.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang, dr. Hermayani menuturkan, tembakau mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang bisa merusak semua sistem tubuh. Asap tembakau mengandung bahan kimia beracun seperti timbal, arsenik dan karbon monoksida yang dapat merusak organ dalam tubuh manusia.

Lanjutnya merokok selama masa anak-anak dan remaja menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Anak-anak yang merokok lebih rentan mengalami peningkatan jumlah dan keparahan penyakit pernapasan, penurunan kebugaran fisik, serta potensi masalah pada pertumbuhan dan fungsi paru-paru.

“Selain itu, nikotin dalam rokok dapat menyebabkan kecanduan dalam hitungan hari setelah penggunaan pertama. Nikotin sama adiktifnya dengan kokain atau heroin, sehingga sangat sulit untuk berhenti setelah kecanduan,” jelasnya.

Anak-anak dan remaja yang terpapar asap rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif, berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan. “Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk nikotin, tar dan karbon monoksida. Paparan zat-zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh yang sedang berkembang,” katanya.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia mengingatkan akan pentingnya menjaga generasi muda dari bahaya tembakau, bahaya merokok. “Dampak buruk tembakau bagi kesehatan fisik, perkembangan mental, dan risiko penyakit serius membuat pencegahan merokok menjadi prioritas utama,” tutup dr. Hermayani.

(Alif)