TANGERANGBERKABAR.ID – Siswa SMAN 03 Curug Kabupaten Tangerang menggelar pentas seni (Pensi) yang cukup mewah dengan menghadirkan 4 grup band dari musisi ternama di tanah air, yang telah digelar di Mall Ciputra, pada Desember 2023 lalu.

Namun, acara meriah tersebut, ternyata menyisakan masalah berupa hutang-piutang dengan pihak Vendor jasa Event Organizer (EO) sebesar Rp62 juta.

Pihak EO, Buyung mengaku telah merugi puluhan juta. Dimana, kerugian itu timbul dari biaya untuk menyewa sound sistem dan juga seperangkat alat musik dari vendor yang disewa oleh Penyelenggara atas jaminan dirinya.

Akibatnya, Buyung harus menyerahkan sepeda motornya kepada vendor alat yang juga masih rekan bisnisnya. Hal itu dilakukan nya sebagai jaminan ittikad baik membereskan utang yang masih tersisa.

“Saya berharap nya, pihak panitia termasuk para orang tua (siswa)nya dan sekolah mau sama-sama cari solusi dan gak lepas tanggungjawab begini. Kan semuanya, terlibat kok dan sepakat waktu itu demi satu tujuan supaya acara (Pensi) nya bisa jalan,” ujarnya, Rabu (03/04/2024).

Buyung menjelaskan, awalnya ia terlibat hanya sebagai pembimbing untuk mengkonsep penyelenggaraan Pensi, karena diminta bantuan oleh salah satu panitia inti, pertengahan Juni 2023 lalu. Ia pun akhirnya setuju turut membantu dengan segenap kompetensi dan pengalaman yang dimilikinya untuk membantu panitia dalam membuat konsep.

Seperti, merumuskan sumber pemasukan baik dari pihak sponsor dan tiket masuk acara tersebut. Hingga akhirnya Pensi terselenggara, namun berujung suram bagi Buyung.

Dia mengaku, memang belum pernah terlibat rapat dengan pihak sekolah. Akan tetapi, beberapa kali Buyung sempat terlibat rapat terbatas maupun umum dengan sejumlah wali murid dari Panitia inti, agar Pensi sukses diselenggarakan.

“Bahkan orang tua dari ketua panitia, itu sempat berani menjamin dengan membuktikan di rekening nya ada saldo miliaran rupiah, kalo kekurangan biaya. Dia bilang, yang penting acaranya berhasil,” terangnya.

Akhirnya, Buyung rela menjaminkan namanya untuk menyewa seperangkat alat musik manggung artis tersebut. Namun, bukannya untung yang ia dapat, justru karena itu dia menombok dan terhimpit hutang.

“Rp62 juta itu baru piutang real dan jasa saya mengkonsep itu belum dihitung. Biasanya kalo terlibat mengkonsep begini, saya diberikan jasa sebesar Rp10-20 juta Bang. Mudah-mudahan pihak sekolah mau ber ittikad baik, Karena memang gak mungkin gak tahu,” tegasnya.

Sementara itu, Humas SMAN 03 Curug, Nur Komarudin membenarkan bahwa Pensi itu menyisakan masalah yang kini menyeret pihak sekolah. Namun dia berkilah, bahwa pihak sekolah tak tahu-menahu dan terlibat banyak ihwal kegiatan tersebut.

Bahkan, Komar mengatakan pihak sekolah tak terlibat sejak awal pembentukan panitia. Selain itu, acara Pensi tersebut atas inisiatif para siswa sendiri. Dirinya hanya mengaku sempat diperintah atasannya sebagai pendamping para siswa untuk mengajukan izin ke pihak keamanan.

Saat itu dia dan panitia pun akan berkoordinasi untuk urusan tersebut. Namun dalam perjalannya, proses itu dijalankan para siswa tanpa melibatkannya.

“Jadi kalau, ketika ada masalah, mereka (siswa/panitia-red) baru ngomong. Nih ya kalau ditanya, bagaimana kegiatan (Pensi). Mereka jawabnya, tenang-tenang-tenang…namun ujung-ujungnya kan seperti itu (menyisakan masalah),” ungkapnya.

Sebagai Pendidik, Komarudin menyayangkan kelakuan peserta didik nya itu. Walaupun, hingga saat ini pihak sekolah- wali murid panitia Pensi belum pernah menggelar rapat resmi untuk menyelesaikan piutang ini.

“Ya itulah anak-anak (siswa) itu, di saat ada kegiatan di luar sekolah. Mereka tidak mau mendengarkan apa kata guru. Jadi (para siswa jalan sendiri yang seolah mereka, bisa sendiri memenej acara tersebut,” tandasnya.

(Rizki)