TANGERANGBERKABAR.ID – Jembatan penghubung antar kampung ilat dan kampung lamporan di Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten Roboh, pada Kamis (25/1/2024) sekitar pukul 15.30 WIB.
Warga setempat, Nuryana mengatakan jembatan itu merupakan akses penghubung antar kampung yang paling dekat dan sering dilewati warga. Dimana, kondisi nya memang sudah rapuh termakan usia.
“Ini jembatan yang paling dekat, kalo disini gak ada penghubung jadi jauh warga,” kata Nuryana kepada Tangerangberkabar.id, Jumat, (26/1/2024).
Nuryana menyebut jauh sebelum roboh, warga sempat mengajukan kepada Pemerintah setempat untuk memperbaiki jembatan tersebut, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. “Hampir 20 tahun lebih. Udah pernah diajuin tapi belum pernah ada penindakan,” jelasnya.
Beruntung, kata dia, ketika roboh tidak ada warga yang melintas di jembatan, sehingga tidak ada korban jiwa. “Alhamdulillah gak ada yang lewat saat itu, jadi gak ada korban,” ujarnya.
Nuryana menyatakan usai peristiwa itu hanya pihak kepolisian dan pemerintah Desa saja yang kelokasi mengecek keadaan jembatan tersebut. Ia pun berharap agar Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang segera memperbaiki jembatan tersebut.
“Pengennya segera diperbaiki, agar bisa dilalui oleh warga kembali,” ucapnya.
Sempat Dilalui Mobil Pajero Sport
Dilokasi yang sama, mantan Ketua RT setempat, Rusman menceritakan sebelum ambruk jembatan itu dilalui mobil Pajero sport. “Tapi untung nya dia ga ditengah-tengah, jadi selamat,” terangnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa jembatan itu sudah ada sejak zaman dahulu kala sebelum jembatan-jembatan lain terbentuk. Dan yang membangun memang pemerintah daerah (Pemda).
“Karena warga ga sanggup juga kalo bangun sendiri,” imbuhnya.
Rusman mengungkapkan perbaikan jembatan itu sudah sering diusulkan oleh warga kepada pemerintah setempat bahkan daerah, “Setiap ada program diajukan, tapi gak pernah diacc sampe rubuh,” katanya.
Jadi Lokasi Favorit Berenang Anak-Anak
Pantauan Tangerang Berkabar dilokasi, anak-anak laki-laki maupun perempuan terlihat bergembira dan melompat dari badan jembatan yang telah roboh ke dalam aliran anak sungai Cisadane.
Salah satu anak yang ikut berenang, Janah mengatakan, dirinya bersama teman-temannya tidak merasa takut berenang di sungai tersebut walaupun kedalaman mencapai 2 meter.
“Sudah sering, karena ada jembatan jadi bisa melompat,” tandasnya.
(Wis/Riz)
Tinggalkan Balasan