TANGERANGBERKABAR.ID –  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten tengah fokus terhadap pengendalian harga sejumlah komoditas bahan pangan yang secara nasional menjadi penyebab inflasi.

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan komoditas itu, diantaranya beras, cabai merah, daging ayam ras, bawang merah dan bawang putih.

Dimana,kata dia beberapa waktu lalu komoditi tersebut sangat berpengaruh terhadap angka inflasi nasional dan daerah. Namun, lanjutnya kondisinya sudah semakin terkendali meski masih memerlukan berbagai upaya.

“Posisinya sekarang masih selisih beberapa persen, jauh lebih turun dibanding beberapa waktu sebelumnya,” kata Al Muktabar seusai hadiri Rakor Pengendalian Inflasi mingguan, di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, secara virtual bersama seluruh Kepala Daerah yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir, Senin (15/1/2024).

Al Muktabar mengungkapkan terkait dengan pengendalian harga beras pihaknya itu sudah melakukan pemantauan beberapa titik seperti di Kecamatan Tanara yang saat ini telah mulai lakukan percepatan gerakan tanam padi.

“Untuk bibit dan pupuknya pun juga sudah kita ajukan ke pusat,” ucapnya.

Lanjutnya, hal itu juga telah dilakukan kepada komoditi bawang merah. Namun masih harus ada tambahan stok untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat.

Meskipun, kata dia di beberapa lokasi seperti Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang sudah masuk masa panen bawang merah.

Sedangkan untuk bawang putih, diakui dirinya hingga saat ini masih mengandalkan stok dari impor yang dilakukan oleh Kementerian atau Lembaga terkait.

“Kita telah lakukan kerja sama dengan daerah Champion untuk stok bawang merah seperti wilayah Brebes dan Wonosobo,” terangnya.

Maka dari itu, Al Muktabar menyatakan secara rutin akan melakukan evaluasi Mingguan. “Tujuannya yaitu untuk mengevaluasi kondisi tiap daerah atas persoalan apa yang dihadapi sehingga bisa diintervensi bersama-sama,” harapnya.

Kendati demikian, kata dia secara umum, kondisi inflasi di Provinsi Banten cukup terkendali. Secara month-to-month (m-t-m) Kota Serang yang sebelumnya menjadi sorotan karena cukup tinggi, saat ini sudah menurun di kisaran angka 2,11 persen.

“Tinggal Kota Cilegon dan Kota Tangerang. Kota Tangerang ada kenaikan karena faktor harga avtur pesawat Bandara Soekarno-Hatta yang notabenenya itu merupakan kewenangan pusat,” tandasnya.

(Rizki)